Oleh Hari Susanto
Kolaborasi dari dua orang paling hebat yang dimiliki Hollywood dan komik klasik Eropa populer, hasilnya adalah The Adventures of Tintin, sebuah tontonan keluarga yang sangat menghibur. Ya, memang selalu ada yang pertama kali untuk segalanya, hal ini rupanya juga berlaku buat sutradara sekaliber Steven Spielberg sekalipun yang untuk pertama kalinya menjadi sutradara sebuah animasi. Walaupun seperti yang kita ketahui bahwa dunia peranimasian sebenarnya bukan lagi ‘mainan’ baru buat sutradara Jurassic Park ini, karena sebelunya ia juga pernah menjadi produser film animasi dan juga menjadi orang penting dibalik berdirinya salah satu studio animasi terbesar, Dreamworks. Jadi meskipun The Adventures of Tintin adalah debut penyutradaraan animasinya, Spielberg tampaknya tidak pernah kehilangan sentuhan ‘emas’ nya dalam menghadirkan sebuah paket petualangan hebat, tidak peduli juga kali ini ia harus memimpin rombongan aktornya yang terbungkus dalam wujud animasi digital dan layar hijau yang digarap dengan teknik Mo-cap (Motion Capture) nyaris sempurna bikinan Weta Digital, studio spesial efek milik Peter Jackson yang tersohor itu.
Si reporter Belgia berjambul khas ini mungkin sangat populer di Eropa atau di belahan bumi lain termasuk Indonesia dengan kehadiran komik ataupun seri animasinya, tapi di Amerika Serikat sendiri mahakarya komikus Belgia, HergĂ© ini sebenarnya tidak terlalu terkenal. Nah, tapi mengingat ada sosok Spielberg dan Jackson di belakangnya, The Adventures of Tintin tentu saja akan menarik perhatian penontonnya, baik para fans Tintin maupun penonton yang baru pertama kali mengenalnya. Spielberg juga tidak mau repot-repot untuk memperkenalkan kembali siapa Titin (Jamie Bell) dengan segala latar belangannya. penonton, khususnya penonton pemula dibiarkan untuk melihat sendiri sosok Tintin, apa pekerjaanya, mengapa ia begitu dikenal bahkan oleh dua detektif kembar identik, Thomson dan Thompson yang di sini di suarakan dengan kocak oleh duet maut Simon Pegg dan Nick Frost. Dan tidak ketinggalan Spielberg juga menugaskan Edgar Wright, konco karib Pegg-Frost bersama dua penulis hebat lain, Joe Cornish dan Steven Moffatuntuk mengodog naskahnya yang diadapatasi dari cerita tiga komiknya sekaligus, The Crab with the Golden Claws , The Secret of the Unicorn, dan Red Rackham’s Treasure dimana secara tidak langsung juga akan menyajikan perkenalan pertama Tintin dengan calon sahabatnya yang paling hebat selain anjing pintarnya, Snowy, ya, siapa lagi kalau bukan Captain Haddock yang tidak ada duanya itu, apalagi sosok kapten kapal pemabuk yang gemar memaki itu di mampu dibawakan lagi-lagi dengan sangat apik oleh aktor spesialis Mo-cap, Andy Serkis.
Dan keputusan Spielberg untuk menerjemahkan petualangan layar lebar perdana Tintin dalam balutan Mo-cap ketimbang live action bisa jadi adalah keputusan yang tepat karena dengan cara inilah Spielberg bisa mewujudkan dunia Tintin sedekat mungkin dengan versi komiknya, termasuk untuk menghormati karya Hergé. Dan untuk merealisasikan hal itu Spielberg butuh sosok Peter Jackson dengan Weta Digital nya yang terbukti berhasil menunaikan tugasnya dengan sangat baik dalam menghadirkan teknik Mo-cap atau yang juga dikenal dengan performance capture paling muktahir yang pernah ada, membuat Polar Express milik Robert Zemeckis yang sama-sama mengusung teknik rumit ini terlihat begitu ketinggalan jaman, berlebihan? Coba perhatikan saja kualitas animasi yang ditampilkan The Adventures of Tintin dari menit awal bergulir, seperti yang saya bilang diatas, nyaris sempurna. Anda bisa melihat kedetilan luar biasa di setiap karakternya, bagaimana setiap gerakan tubuh, mimik wajah sampai setiap helai rambut dan janggut yang tertiup angin disajikan dalam teknik animasi tingkat tinggi yangs sangat menakjubkan oleh para animator Weta, atau juga bagaimana lanskap-lanskapnya dengan warna warni cerah begitu memanjakan indera pengelihatan, tidak ketinggalan rangkaian aksi petualangannya yang digarap sangat berkelas dan sangat seru, seperti melihat aksi-aksi Indiana Jones dalam versi animasi 3D. Ya, pendeknya, The Adventures of Tintin sudah membuat trobosan spektakuler dalam hal kualitas animasi berteknologi performace capture.
Cepat, seru dan sangat menyenangkan. Sebuah tontonan yang tidak hanya ditujukan buat para veteran Tintin, tapi untuk siapa saja yang menyukai film petualangan yang menghibur. Yap, itulah yang saya rasakan dalam debut animasi perdana seorang Steven Spielberg, The Adventures of Tintin. Spielberg tidak hanya sukses membuat Tintin merasakan kembali kejayaannya seperti yang pernah dialaminya beberapa dekade lalu, tapi bersama Peter Jackson ia juga sudah membuat sosok reporter yang haus petualangan dan misteri ini dan dunia di dalamnya menjadi terlihat jauh lebih bagus dan tentunya lebih hidup dari komiknya dalam balutan animasi yang luar biasa. Jadi seperti kata Tintin kepada kapten Haddock di akhir film, ” How’s your thirst for adventure, Captain? “, tentu saja jawaban saya akan serupa dengan kapten nyentrik itu, “Excellent!”. Jadi kita tunggu saja sekuelnya, karena Spielberg sudah mempersiapkan kehadiran Profesor Calculus di petualangan selanjutnya.
Sumber : http://movienthusiast.com/2011/11/review-the-adventures-of-tintin-2011/
No comments:
Post a Comment