Lemak di perut memang mengganggu. Selain tidak enak dilihat, jenis lemak ini memiliki akibat yang serius bagi kesehatan. Itulah sebabnya, banyak orang yang berlomba-lomba membasmi lemak perut demi mendapatkan tubuh sempurna. Namun, jenis olahraga apakah yang paling efektif guna mendapatkan perut rata sempurna?
Duke University Medical Center melakukan penelitian terhadap 196 orang berusia 18 sampai 70 tahun yang memiliki berat badan berlebih. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu olahraga manakah yang tercepat mengurangi lemak yang tertimbun di dalam perut.
“Latihan daya tahan seperti angkat berat sangat bagus untuk meningkatkan kesehatan dan massa tubuh tanpa lemak. Namun, khusus bagi yang overweight atau kelebihan berat badan dan ingin menghilangkan semua lemak di perut, aerobik merupakan pilihan terbaik. Latihan ini membakar lebih banyak kalori,” kata Cris Slentz, pengarang serta psikolog olahraga.
Studi yang dipublikasikan di American Journal of Psychology ini menemukan bahwa latihan aerobik membakar 67 persen kalori lebih banyak dibandingkan latihan daya tahan. Selain itu, keuntungan lain yang diberikan oleh aerobik adalah mengurangi lemak visceral (lemak yang berfungsi melindungi organ vital di perut) dan lemak hati secara signifikan. Hal inilah yang tidak diberikan oleh latihan daya tahan.
Dalam penelitian Duke University juga ditemukan fakta, responden yang melakukan jalan kaki atau jogging sejauh 19 km setiap minggunya, berhasil mengurangi penumpukan lemak di bagian dalam perut (lemak visceral). Sementara itu, responden yang melakukan jogging sejauh 32 km setiap minggunya, tak hanya berhasil menghilangkan lemak di bagian dalam perut tapi juga lemak-lemak di permukaan perut atau lemak subcutaneous. Artinya, perut para responden benar-benar rata.
Sedangkan, responden yang tidak melakukan olahraga sama sekali, baru berhasil menghilangkan lemak di perut setelah 6 bulan. Plus lemak di bagian dalam perut justru bertambah hingga 9 persen. Jadi tak ada peluang bagi mereka untuk benar-benar menikmati perut yang rata.
Sebenarnya baik lemak visceral maupun subcutaneous adalah lemak-lemak perut yang tak hanya membuat tampilan kita kurang menarik tapi juga membuat organ-organ vital bekerja lebih keras. Khususnya lemak visceral yang memang mengambil posisi menempel di dinding perut yang sudah dapat dipastikan menekan organ-organ seperti hati yang kemudian membuat produksi hormon kita menjadi kacau.
Alhasil banyak penelitian menyimpulkan, lemak di perut berisiko untuk membuat kita terkena penyakit resistensi insulin atau diabetes, gangguan pembuluh darah atau gangguan jantung, sampai stroke.
(Prevention Indonesia Online/Grace Natali)
female.kompas.com
Duke University Medical Center melakukan penelitian terhadap 196 orang berusia 18 sampai 70 tahun yang memiliki berat badan berlebih. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu olahraga manakah yang tercepat mengurangi lemak yang tertimbun di dalam perut.
“Latihan daya tahan seperti angkat berat sangat bagus untuk meningkatkan kesehatan dan massa tubuh tanpa lemak. Namun, khusus bagi yang overweight atau kelebihan berat badan dan ingin menghilangkan semua lemak di perut, aerobik merupakan pilihan terbaik. Latihan ini membakar lebih banyak kalori,” kata Cris Slentz, pengarang serta psikolog olahraga.
Studi yang dipublikasikan di American Journal of Psychology ini menemukan bahwa latihan aerobik membakar 67 persen kalori lebih banyak dibandingkan latihan daya tahan. Selain itu, keuntungan lain yang diberikan oleh aerobik adalah mengurangi lemak visceral (lemak yang berfungsi melindungi organ vital di perut) dan lemak hati secara signifikan. Hal inilah yang tidak diberikan oleh latihan daya tahan.
Dalam penelitian Duke University juga ditemukan fakta, responden yang melakukan jalan kaki atau jogging sejauh 19 km setiap minggunya, berhasil mengurangi penumpukan lemak di bagian dalam perut (lemak visceral). Sementara itu, responden yang melakukan jogging sejauh 32 km setiap minggunya, tak hanya berhasil menghilangkan lemak di bagian dalam perut tapi juga lemak-lemak di permukaan perut atau lemak subcutaneous. Artinya, perut para responden benar-benar rata.
Sedangkan, responden yang tidak melakukan olahraga sama sekali, baru berhasil menghilangkan lemak di perut setelah 6 bulan. Plus lemak di bagian dalam perut justru bertambah hingga 9 persen. Jadi tak ada peluang bagi mereka untuk benar-benar menikmati perut yang rata.
Sebenarnya baik lemak visceral maupun subcutaneous adalah lemak-lemak perut yang tak hanya membuat tampilan kita kurang menarik tapi juga membuat organ-organ vital bekerja lebih keras. Khususnya lemak visceral yang memang mengambil posisi menempel di dinding perut yang sudah dapat dipastikan menekan organ-organ seperti hati yang kemudian membuat produksi hormon kita menjadi kacau.
Alhasil banyak penelitian menyimpulkan, lemak di perut berisiko untuk membuat kita terkena penyakit resistensi insulin atau diabetes, gangguan pembuluh darah atau gangguan jantung, sampai stroke.
(Prevention Indonesia Online/Grace Natali)
female.kompas.com
No comments:
Post a Comment